Ayo Berdiskusi !
Bersama teman sekelompokmu, diskusikan jawaban pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa nama rumah adat di daerahmu?
|
2. Bagaimana bentuk rumah adat itu?
|
3. Apa bahan pembuatnya?
|
4. Apa keunikannya?
|
Ceritakan hasil diskusimu di depan Bapak/Ibu guru dan kelompok lain.
JAWABAN :
1. Rumah adat daerah Sunda ada 8 jenis, yaitu :
a. Imah Saung Ranggon
b. Imah Badak Heuay
c. Rumah Adat Kasepuhan
d. Imah Julang ngapak
e. Imah Parahu Kemureb
f. Imah Togog Anjing
g. Imah Jolopong
2. Bentuk rumah adat masing-masing :
a. Imah Saung Ranggon
Saung ranggon adalah nama rumah adat Sunda yang terletak di Kampung Cikedokan, Cikarang, Bekasi Barat. Saung ranggon ini diperkirakan dibangun pada abad ke-16 oleh Pangeran Rangga, putra Pangeran Jayakarta yang datang kemudian menetap pada daerah tersebut. Saung ranggon ini berfungsi sebagai tempat menunggu padi atau tanaman palawija yang akan dipanen sehingga letaknya berada di tengah ladang.
b. Imah Badak Heuay
Yang Kedua adalah Rumah Adat Imah Badak Heuay atau jika diterjemahkan adalah Rumah Badak Menguap. Desain dari atap yang menganga membuat rumah tersebut dijuluki sebagai rumah adat yang mirip dengan seekor badak yang sedang menguap. Jenis rumah adat ini banyak ditemui di wilayah Sukabumi, Jawa Barat dikatakan seperti Badak Menguap karena jika di perhatikan secara seksama dari sisi depan dan samping berbentuk seperti seekor Badak yang sedang menguap.
c. Rumah Adat Kasepuhan
Rumah Adat berikutnya adalah Rumah Kasepuhan, Rumah tersebut biasa ditemukan di daerah Cirebon, Jawa Barat dan diadopsi dari bentuk desain Keraton Kasepuhan Cirebon. Mulanya desain tersebut dipopulerkan oleh Pangeran Cakrabuana yang memimpin Cirebon pada masa lalu saat ini desain tersebut sangat popular sebagai desain rumah khas Cirebon Jawa Barat.
d. Imah Julang ngapak
Imah Julang Ngapak merupakan Rumah Adat khas Jawa Barat yang sudah sangat jarang ditemui, menurut Wikipedia Imah Julang Ngapak merupakan Rumah Adat tertua yang ada di Jawa Barat sehingga sudah tidak ada masyarakat yang menggunakan desain dari Rumah Adat ini. Desain atap rumahnya yang persis seperti seekor burung yang sedang mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya melebar pada setiap sisi, dan pada bagian atasnya berbentuk huruf "V".
e. Imah Parahu Kemureb
Rumah adat berikutnya adalah Imah Parahu kemureb yang memiliki arti sebagai Perahu Terbalik. Hal ini sesuai dengan bentuk atap dari rumah adat tersebut yang berbentuk segitiga memanjang.
f. Imah Togog Anjing
Imah Togog Anjing ini bisa diartikan sebagai seekor anjing yang sedang duduk. Desainnya sendiri memilki suatu keunikan seperti yang terlihat pada bagian atap dari rumah ini yang memiliki 2 lapis. Atap yang atas berbentuk segitiga, lalu atap bawahnya menyambung dari atap atas dan menjorok sedikit pada bagian depan. Bagian atap bawah yang menjorok ke depan digunakan sebagai peneduh bagian teras depan. Jenis dari atap rumah ini juga disebut dengan sorondoy.
g. Imah Jolopong
Bentuk Saung Ranggon adalah rumah panggung, menghadap ke arah selatan ditandai dengan penempatan tangga pintu utama dengan 7 buah anak tangga untuk masuk ke dalam rumah tersebut; bagian dalam Saung Ranggon hanya merupakan ruangan terbuka dan tanpa sekat pemisah antara ruangan, walaupun ada sebuah kamar;
Keunikannya terletak pada bagian atap yang menyerupai badak yang menguap. Saat diperhatikan dengan seksama bentuk atap belakang sampai tepi, akan nampak seperti badak yang menguap. Namun secara keseluruhan, desain atap dari rumah ini seperti tagog anjing.
2. Bangunan Pancaratna, ukuran 8 x 8 meter dengan atap yng disangga empat tiang sokoguru. atapnya genteng tanah liat berjajar rapi.
3. Bangunan Pancaniti, bagian sebelah timur, ukurannya 8 x 8 meter, lantainya terbuat dari tegel, bangunannya terbukaanpa dinding.
4. Area Siti Inggil, seperti komplek cani di masa Majapahit, ada lima bangunan tanpa dinding.
b. Mande Pendawa Lima, terletak di samping bangunan utama dan memiliki lima tiang penyangga sebagai simbol rukun Islam
c. Mande Semar Tinandu, terletak di kanan bangunan utama dan terdiri dari dua tiang sebagai simbol dua kalimat syahadat
d. Mande Pengiring, tempat pengiring Sultan menunggu dan lokasinya persisi di belakang bangunan utama
e. Mande Karasemen, terletak disebelah mande pengiring, menjadi tempah pengiring tetabuhan atau gamelan yang hanya dibunyikan ketika Idul Fitri dan Idul Adha
6. Dibangun tanpa paku dan baut
7. rumah adat kasepuhan dilengkapi dengan umpak
Dalam rumah adat daerah Jawa Barat terdapat istilah Jolopong yang artinya dalam bahasa Sunda tergolek Lurus, untuk bentuknya adalah sebuah bentuk yang sudah cukup tua dikarenakan bentuknya adalah bentuk atap saung.
KEMBALI KE : MATERI KELAS 4 TEMA 7 SUBTEMA 2
KEMBALI KE : DAFTAR MENU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar